[Review] Romansick - Emilya Kusnaidi
Judul: Romansick
Penulis: Emilya Kusnaidi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN13: 9786020312781
Jumlah halaman: 280
Tanggal terbit: 5 Februari 2015
Tanggal baca: 28-30 April 2016
Rating: 3/5 [?]
She's in love with her bestfriend. But he's already taken. Since forever.
Romansick, hal. 19
Her life was almost perfect. Pekerjaan sebagai editor di majalah fashion ternama, rekan kerja yang baik hati meskipun doyan gosip, serta dua sahabat cowok yang selalu ada ketika dibutuhkan. So what a girl could ask for more? Well, please underline the ‘almost’ part.
Audrey ‘Dre’ Kahono jatuh cinta setengah mati dengan Eren,sahabatnya––namun nggak pernah punya keberanian untuk mengungkapkan hal itu. Sebuah pengakuan mendadak dari Eren membuatnya terseret dalam insiden penuh kesialan yang berujung pada serentetan drama baru; pertemuan tanpa sengaja dengan Austin yang moody setengah mati, insiden di pelataran parkir, dan belum lagi soal liburan ke Bintan yang mendadak namun berakhir mengejutkan!
Austin yang persisten mendekati Dre membuat Dre kesal tapi lama-lama suka. Nah, masalahnya, ketika Dre mulai dekat dengan cowok lain, Eren malah kelihatan uring-uringan. Belum lagi drama antara Dre dan Eren berakhir, Austin malah menambah drama baru dalam hidupnya...
---
"I hate that love you. But yes, I really do."
Romansick, hal. 270
Yha, aku sengaja nggak bikin sinopsis cerita Romansick versi Widy Bookie, karena sinopsis di belakang novel sudah sangat mewakili keseluruhan isi cerita.
Emilya Kusnaidi, yang menyebut dirinya a sloppy doctor who loves to write di bagian profil pengarang, telah berhasil menulis sebuah cerita yang nyaman untuk dibaca. Dari segi penggambaran setting, ia menggarap Romansick dengan sangat detail. Aku suka saat Dre mulai mengungkapkan isi hatinya. Aku kagum pada bagaimana penulis menggambarkan perawakan tokoh-tokohnya, dan terlebih lagi saat menggambarkan bagaimana Dre dan Austin akhirnya jatuh cinta. Dari segi gaya bahasa dan alur juga baik. Alurnya sangat nyaman, tidak terburu-buru.
Karakter Dre diolah dengan cukup matang oleh penulis, pun karakter Austin. Namun, jujur, memang pendalaman karakter ini belum cukup membuatku jatuh hati. Bagiku karakter Austin masih bisa digali lagi, misalnya bagaimana sifatnya yang sebenarnya, bukan hanya menggambarkan Austin yang suka tersenyum asimetris dan lain sebagainya itu.
Tapi karakter Sissy? No, dangkal banget. No. Sissy. No.
Dari segi cerita keseluruhan, cerita yang dipakai dalam novel ini memang sudah sering diangkat. Umumnya, jika ada penulis yang hendak mengangkat tema pasaran tertentu, maka penulis tersebut akan memberikan sentuhan tertentu agar karyanya menjadi berbeda.
Tapi, menurutku, Romansick tidak memasukkan sentuhan yang waw. Jadi, menurutku pribadi, sebenarnya ceritanya amat biasa. Nothing special dari segi cerita.
Dalam Romansick, sebagaimana beberapa novel metropop yang lain, banyak terselip kalimat-kalimat berbahasa Inggris. Namun sayangnya aku menemukan beberapa kesalahan struktur kalimat *here comes grammar nazi*. Ada beberapa typo, salah pemenggalan juga. Dan karena tokoh utama novel ini kerja di majalah fashion, sudah tentu akan tercantum banyak merk antah berantah di dalam novel ini. Aku mah, apa, kerudung E***a aja nggak jadi beli karena harganya tiga puluh ribu lebih.
Dan, ya, di cover belakang ada tulisan novel dewasa. Bukan karena ada adegan aneh-aneh kok, tenang aja, tapi lebih kepada banyak kata-kata macam bajing loncat, fag, sit, dan yang semacam itu di dalam sini. Hahaha.
Dan, ini gatal banget pengen aku tulis. Dalam novel ini diceritakan Dre berkali-kali minum aspirin, padahal dia punya asma. FYI, aspirin dikontraindikasiin ke pasien asma, soalnya bisa memicu serangan.
Over all, novel ini bagus, detail, membuatku hanyut pada ceritanya dan nggak betah berhenti baca lama-lama.
Tidak ada komentar