[Review] Autumn in Paris - Ilana Tan
Judul: Autumn in Paris
Penulis: Ilana Tan
Serial: Season Series, #2
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN13: 9786020310213
Jumlah halaman: 265
Tanggal terbit: Oktober 2014 (Juli 2007 dengan cover lama)
Tanggal baca (ulang terakhir): 30 Mei 2016
Rating: 4/5
Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku tahu.
Tara Dupont menyukai Paris dan musim gugur. Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup... sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal.
Tatsuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tidak menduga akan terpesona pada Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya... juga mengubah dunianya.
Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa... arti tak berdaya... Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup....
----------
source |
Seperti novel Season Series yang lain, aku juga sudah membaca ulang Autumn in Paris entah untuk berapa kali, namun baru menuliskan reviewnya sekarang. Aku masih ingat, dulu ketika pertama kali aku membaca Season Series, aku mengawalinya dengan membaca novel yang satu ini.
Ilana Tan hadir kembali dengan gaya bahasanya yang khas dan alur cerita yang begitu memikat. Namun, kali ini penulis menghadirkan cerita yang lebih kaya dengan konflik dan lebih mengharu biru. Autumn in Paris hadir dengan tone cerita yang sangat manis sekaligus lebih dark.
Di awal cerita, kita disuguhi dengan bagaimana awal pertemuan Tara Dupont dan Tatsuya Fujisawa yang begitu manis. Penulis dengan gaya bahasanya yang khas dan penggunaan kata-katanya yang baku namun tetap memikat, membawa kita untuk ikut terlarut dengan kisah pertemuan Tara dan Tatsuya yang begitu apik.
Aku sempat dibuat penasaran tentang mengapa Tatsuya begitu membenci Paris dan musim gugur, sampai ia bercerita pada Tara pada suatu malam. Satu demi satu konflik mulai terkuak, sampai akhirnya penulis mengungkap permasalahan yang sesungguhnya.
Masalah yang tidak ada jalan keluarnya, dan memaksa mereka untuk mengakhiri semuanya.
Dari bagian ini sampai cerita berakhir, Ilana Tan begitu sukses mempermainkan emosiku. Aku begitu penasaran dengan akhir cerita yang akan disajikan oleh penulis, dan, wow, ending dari novel ini begitu di luar ekspektasiku. Benar-benar nggak tertebak, shocking, dan bikin aku sukses melongo ketika menutup lembar terakhir Autumn in Paris.
Aku tahu, ada beberapa orang yang mungkin nggak akan suka dengan tipikal ending seperti ini, namun aku sangat suka. Kalau kalian sempat membaca beberapa reviewku yang lalu, kalian akan tahu kalau aku memang menyukai cerita dengan konflik yang pelik dan ending yang... semacam ini. Jadi, ya, novel ini sesuai dengan seleraku.
Yang menjadi catatanku untuk novel ini adalah munculnya beberapa adegan yang diulang-ulang (sakit dada), penggunaan kalimat yang cukup panjang dan beberapa kata yang nggak perlu. Ada banyak kebetulan yang terjadi, namun aku akhirnya sadar, tanpa semua kebetulan ini, konflik dan ending yang shocking ini tidak akan terjadi.
Harus kuakui, bahwa dari keempat novel yang ada di serial ini, aku paling menyukai Autumn in Paris. Jalan ceritanya, tone cerita yang dark dan bikin sedih, dan ending yang shocking membuatku sangat menyukainya.
source |
Aku jelas merekomendasikan Autumn in Paris ini kepada... semua orang. Tak apalah jika kalian tidak membaca keempat novel dari serial ini, tapi kalian tetap harus membaca Autumn in Paris :D
--widywenny^^
Tidak ada komentar