[Review] Belajar dari Semesta
"Aku masih bisa belajar selama aku masih hidup. Terutama jika aku bisa lebih peka dalam memandang semua hal di sekelilingku."
Hiking University of My Life
Aku hanya ingin mengabarkan bahwa rumus sederhana agar kita bisa melihat pelangi adalah matahari dan hujan. Artinya, kita bisa meraih kesuksesan karena ada usaha dan perjuangan.
Have you ever mused what nature teaches us?
"Apa kita masih bisa bersyukur ketika hidup sedang tidak baik? Burung di atas atap yang kulihat pagi itu mengajarkan aku untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan, 'Ya, aku bisa bersyukur!'"
Burung di Atap
Kalau kata orang, belajar tak melulu harus di bangku sekolah. Buku ini menunjukkan pada pembacanya bahwa ilmu bisa didapatkan dari mana saja, termasuk dari hal-hal yang mungkin selama ini kita anggap hal yang remeh.
Pernahkah kita mencoba peka terhadap sekitar dan akhirnya sadar bahwa alam semesta ini sedang mencoba memberikan ilmunya pada kita? Entah itu semut yang berbaris menuju makanan, laba-laba yang menjerat mangsa di sarang, pelangi yang muncul sesudah hujan, dan hujan yang terus turun membasahi bumi?
"Tidak semestinya aku bersembunyi di dalam lingkaran rutinitas, menghindari diri dari memberi sapaan atau bahkan sekadar sebuah salam, dan memberi label di jidat: introvert."
Tuhan Mengirimkan Hujan Kepada Ku
Belajar dari Semesta adalah kumpulan cerita nyata dari para penulisnya, tentang bagaimana alam semesta sedang mencoba memberikan hikmah pada mereka yang tengah mengalami masa-masa sulit dalam hidup.
Buku ini terdiri dari dua puluh kisah menarik, yaitu:
Catatan Pui Si Semut (Adi Saputra)
The Crying of Sky (Aira Arsitha)
Berani Izinkan Petir Datang? (Aprilia Kumala)
Matahari + Hujan = Pelangi (Ariany Prisatutiek)
Hiking University of My Life (Arista Devi)
Kisah tentang Senja (Arrifa'ah)
Secercah Harapan di Balik Kabut Kelam (Awiek Libra)
Air (Aw Wibowo)
Burung di Atap (Cindy Wijaya)
Tuhan Mengirimkan Hujan Kepada Aku (Dedek Fidelis Sinabutar)
Yakinkan Keberhasilan Milik Kita (Dwi Rahmawaty)
Seekor Laba-Laba dalam Sebuah Perenungan (Faaris El-Qolam)
Ulat Cantik (Fadila Hanum)
Menikmati Hidup Seperti Hujan (Faricha Hasan)
Manusia Pembelajar (Ferdaner Humairah Putri)
Sebuah Elegi Pagi Tanpa Matahari (Ibu Atoirahman)
Kutilang Kecil itu Menyadarkanku (Lia Damay Hati)
Mem-Batman-kan Diri (Linda Satibi)
Aku Ingin Hidup Sebagai Pohon (Machmud Yunus)
Membaca Air (Meilina Widyawati)
Karena ditulis oleh banyak orang, seperti antologi pada umumnya, buku ini sangat kaya akan gaya bahasa dari tiap penulisnya. Cerita favoritku adalah The Crying of Sky. Namun karena selera orang berbeda, aku yakin akan muncul cerita favorit yang berbeda dari pembaca yang berbeda pula.
Yang agak kusoroti di sini, apakah naskah antologi hasil audisi semacam ini juga mendapatkan perlakuan editing yang sama seperti novel atau buku-buku semacam itu? Aku merasa editingnya kurang matang. Editor juga sepertinya melupakan detail seperti judul, di mana seharusnya tidak semua huruf di awal kata harus menggunakan huruf kapital. Kata depan, misalnya.
Untukku pribadi, yang notabene punya mata minus dan silinder yang entah kapan akan sembuh, warna font tulisan yang bukan warna gelap, cukup mengganggu. Warna tulisannya hijau, kertasnya kertas novel pada umumnya yang agak kuning-kuning gitu. Agak bikin pusing sih, makanya aku nggak sanggup membacanya dalam sekali atau dua kali duduk. Kalau pembaca lain ternyata memang tidak merasakan masalah yang sama, silakan salahkan mataku.
"Laba-laba tak pernah ragu untuk tetap berada di sarangnya menunggu mangsa. Dia tak pernah pergi dari sarang. Tapi bukan berarti dia tak mau berikhtiar mencari makan. Bahkan diamnya di sarang merupakan bentuk ikhtiarnya. Menjebak dan menjerat mangsanya. Dia selalu yakin bahwa mangsanya akan tetap datang. Tak sekali pun dia memindahkan sarangnya. Karena dia yakin terhadap kemurahan-Nya, rezeki dari-Nya. Rasa syukurnya mampu membuatnya bertahan."
Seekor Laba-Laba dalam Sebuah Perenungan
Judul: Belajar dari Semesta
Penulis: Fadila Hanum, dkk.
Penerbit: Indiva
ISBN: 978-602-6334-23-7
Jumlah halaman: 184
Tanggal terbit: Februari 2017
Rating:
⭐⭐⭐
sumber semua orang fokus ke Seunghoon, aku fokus ke Mino wkwk. |
Pemenang: @nakgent
Tidak ada komentar