Breaking News

[Review] 135 Hours - Stefiani Emasurya


Judul: 135 Hours
Series: Dark Love Series
Penulis: Stefiani Emasurya
Penerbit: Grasindo
ISBN13: 9786023759583
Jumlah halaman: 216
Tanggal terbit: 5 Juni 2017
Tanggal baca: 28-30 Juni 2017


Blurb:

Eros mendorong pintu di hadapannya. Tubuhnya menyelinap cepat masuk ke dalam ruangan. Dalam sekejap pintu kembali tertutup di belakang punggungnya. Napasnya masih terengah saat gadis dengan gaun pengantin itu menatapnya bingung.


“Apa aku mengenalmu?” ucapnya. Bibir merahnya bergerak di antara riasan sederhana.

Eros berhenti. Matanya tidak berkedip seiring dengan kakinya yang terpaku. Butuh sekian detik sebelum akhirnya ia tersenyum kecil, I want her.

Ia kemudian berjalan lambat ke tengah ruangan, mendekati gadis itu, dan berhenti tepat di ujung terluar gaunnya. “No. But you will.” Tangannya kemudian mengeluarkan selembar foto dari saku dalam jas hitamnya.

Dan tepat seperti dugaannya, gadis itu melebarkan mata tak percaya saat terpatah-patah bertanya, “Bagaimana kau memilikinya?”

Eros tersenyum lebih lebar, menampakkan lesung pipinya, dan mengedipkan mata saat dengan sangat perlahan menjawab, “I’ll give you the answer, Sweet heart. But, first of all, you must say ‘no’ in your vow.”



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Dark Love Series sudah menarik hatiku sejak pertama kali muncul. Sebagai penggemar romance, sekaligus penggemar cerita-cerita dark, penggabungan dark dan romance jelas sangat membuatku penasaran. Apalagi ditambah sampul buku-bukunya yang asyik banget dan nama besar penerbit Grasindo. Namun di antara ketiga buku dari seri ini, 135 Hours jelas paling membuatku tertarik karena blurb-nya terbaca paling menjanjikan. Bagaimana tidak, siapa juga yang tidak penasaran mengapa mempelai wanita diminta untuk membatalkan pernikahannya, tepat pada hari-H, oleh orang yang bahkan belum ia kenal?

Rasa penasaran itu masih ada saat aku mulai membuka halaman-halaman awal buku ini. Semua pertanyaan soal siapa sesungguhnya Eros dan apa yang sebenarnya terjadi membuat novel ini terasa seru.

Yang sangat aku sayangkan dari cerita ini adalah, setelah misteri tentang alasan "diculik"nya Zoe dari pernikahan justru diungkap di awal cerita, tidak ada lagi hal yang membuatku penasaran (aku hanya penasaran tentang alasan "penculikan" Zoe, karena akhir ceritanya jelas sudah sangat tertebak). Setelah misteri terungkap inilah aku mulai merasa cerita berputar-putar, terlalu slow (menuliskan kejadian dalam jangka waktu 135 jam ke dalam sebuah novel memang tantangan sulit, mau bagaimanapun juga cerita akan tetap terasa lambat), dan aku nggak ngerti ceritanya mau dibawa ke mana.

Munculnya banyak tokoh baru demi menyelesaikan kasus yang Eros tangani ini, rasanya agak menggangguku. Sangat sulit mengingat siapa saja tokoh itu, karena selain banyak, juga tidak memberikan kesan apapun. Aku jelas lebih suka jika tokoh-tokoh ini sedikit namun lebih memberikan kesan. Karena kata orang-orang, kualitas lebih utama dari kuantitas.

Karakter Eros dan Zoe sendiri tidak begitu kuat, chemistry-nya kurang mengena, dan belum berhasil membuatku mengidolakan salah satunya. Eros -yang kupikir akan menjadi tokoh cowok kaya, cool, ganteng, romantis dan misterius- ternyata nggak seromantis dan semisterius itu. Sedangkan Zoe, aku bingung sebenarnya penulis ingin membentuk karakter Zoe sebagai gadis yang kuat atau lemah atau kuat tapi lemah. Sepertinya Zoe digambarkan kuat, tapi aku melihatnya sebagai gadis yang lemah sekali. Dan aku heran, Zoe ini punya kelainan saraf kaki atau gimana sih, kok kram kaki terus?

Masih banyak typo di novel ini. Paling parahnya, ada satu kalimat aneh yang belum selesai tapi luput dari editing.

Endingnya. Aku udah berharap akan mendapat akhir cerita yang manis, yang romantis; sayangnya, sekali lagi, ekspektasiku ketinggian.

Tapi jangan salah, aku suka banget sama ide cerita yang penulis bawakan. Dan aku yakin sebenarnya penulis bisa membawakan ceritanya dengan lebih baik lagi.



Kamu udah baca 135 Hours juga? Gimana menurutmu?


Rating:
⭐⭐




Tidak ada komentar